'Trip #11 : "Tanjung Aan dan Batu Payung - Lombok ".'

Artikel ini menceritakan pengalaman pribadi penulis tentang tempat wisata yang dikunjungi di Lombok. Tanjung Aan dan Batu Payung merupakan dua dari banyak tempat di lombok yang sangat indah dan exotic dimana penulis menghabiskan satu hari untuk mengunjungi kedua tempat tersebut.

Trip #7 Kuliner #4 : "Warna - Warni Kota Palembang"

Palembang dengan keindahan malam hari dan keanekaragaman kuliner yang tersaji

Trip #6 : "Keindahan Senja di Langit Tanjung Pinang"

Menikmari keindahan langit saat akan senja di pinggir pelabuhan Tanjung Pinang- Kepulauan Riau

Trip #3 : "Tarakan - Tanjung Selor

Perjalanan ke Tanjung Selor dan Tarakan serta menikmati hutan bakau yang ada di Tarakan.

Blog #2 : "Blogging is an Art"

Perjalanan hidup pribadi sehingga memilih untuk menjadikan blogging menjadi passion

Monday, May 29, 2017

Kuliner #14: "Makan Coto Makassar Daeng Sangkala di Mamuju Sulbar"

Coto Makassar Daeng Sangkala
Assalamulaikum...

Sebelum bulan Mei berakhir gw akan sedikit bercerita tentang pengalaman gw tentang kuliner di kota Mamuju, Sulawesi Barat pada minggu kedua bulan Mei 2017. Ini merupakan kali kedua gw menapakan kaki di Mamuju, sebelumnya gw sudah pernah kesini dua tahun lalu. Dari kunjungan gw yang pertama sepertinya masih belum ada perubahan yang mecolok terjadi di kota ini. Mulai dari Pantai Manakara yang bersebelahan dengan Hotel Maleo, lalu tulisan "Mamuju City" di atas bukit dan Pulau Karampuang yang menyajikan setitik keindahan dari seberang pulau.
Pulau Karampuang Mamuju - Sulbar
Pulau Karampuang Mamuju - Sulbar
Kota Mamuju merupakan Ibukota dari Provinsi Sulawesi Barat yang merupakan pecahan dari Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2004 kalo tidak salah. Berbeda dari Kota Palu yang beberapa bulan lalu pernah gw kunjungi yang terkenal akan kuliner khasnya yaitu kaledo-nya. Di Kota Mamuju ini makanan yang terkenal adalah makanan olahan ikan (Ikan bakar dan ikan masak) yang hampir sama (dari bentuk dan rasa) seperti daerah lain di Sulawesi. Jadi klo kalian  ingin makan sesuatu selain makanan olahan ikan dan kalian sedang berada di Mamuju, bisa dicoba untuk mencicipi kuliner khas kota Makassar sebagai kuliner altenatif.  Salah satu pengalaman gw saat mencicipi "Coto Makassar Daeng Sangkala".
Coto Makassar Campur
Coto Makassar Campur
Jadi sebenernya waktu itu gw udah telat makan, karena sudah kemaleman gw bingung mau makan apa karena Kota Mamuju ini terbilang sepi pada malam hari dan warung/toko yang menjual makanan sudah tidak banyak. Gw bersama seorang teman akhirnya diarahkan oleh Pak supir ke warung "Coto Makassar Daeng Sangkala". Dia selalu membawa orang luar daerah ke sini jika berkunjung ke Mamuju. Warungnya sih sederhana tapi jangan remehkan rasa coto-nya. Bumbu rempah yang sangat kental benar-benar terasa. Potongan daging dan jeroan yang besar -besar sangat lembut dan bercampur dengan baik dengan bumbu dan kuahnya. Alhasil dua Mangkok Coto Makassar dan tiga Ketupat ukuran kecil habis disantap.

Harga di Warung Coto Daeng Sangkala
Harga di Warung Coto Daeng Sangkala
Untuk lokasinya sendiri warung nya terletak di Jalan R.E Martadinata dekat dengan Rumah Sakit Umum Regional Sulawesi Barat. Warung ini buka dari pukul 8 pagi hingga pukul 10 malam jadi bagi kalian yang lapar malam-malam di Mamuju bisa dicoba mampir ke warung coto ini. Waktu efektif berkunjung kesini adalah selepas maghrib karena tidak terlalu ramai. Untuk harga coto di warung ini 18 ribu rupiah terhitung cukup murah untuk rasa rempah yang tebal dan irisan daging yang banyak.

Sekian sedikit pengalaman gw mencoba Coto Makassar Daeng Sangkala di kota Mamuju. Kuliner yang satu ini dapat juga loh dijadikan referensi kuliner untuk berbuka puasa. Selamat mencoba. Tks..

Thursday, May 25, 2017

"Sepasang Kaki Nurani"



Aku adalah sepasang kaki nurani
Yang tak terbiasa berjalan sendiri
Selalu meminta untuk ditemani
Walaupun hanya dengan kaki kiri

Siapa dan apa aku ini?
Hanya bagian yang tak tau diri
Tak bisa mendengar meski hanya caci
Dan tak indah seperti tangan saat menari

Tidak perlu mengeluarkan basa-basi
Untuk mencari banyak nasi basi 
Aku hanya sedang mencari tempat lokasi
Dimana aku dapat lari beraksi

Tak pernah dirasa mengeluh terbebani
walau melangkah kemana arah tak pasti
Semua tenaga untuk menopang badan berdiri
Sudah tak sanggup hanya coba menepi

 Aku bukan tangan yang sedang membuat catatan mini
 Hanya sepasang kaki yang meminta alas untuk sebuah janji
 Bukan perak mengkilap yang membuat tangan jadi berani
 Hanya berjalan, berlari dan melompati jeruji 

Puisi dibuat oleh Anrio Sonri Bachtiar

Tuesday, May 23, 2017

"Liburan Santai di Floating Market Lembang"

Floating Market Lembang - Jawa Barat

 Assalamualaikum,

Selain Cikoromoy, gw punya tempat favorit destinasi liburan  yang tentunya masih berhubungan dengan air. Kali ini gw akan bercerita tentang salah satu tempat wisata yang sejuk di daerah Lembang - Jawa Barat yaitu Floating Market. Sesuai namanya di tempat ini banyak sekali orang yang berjualan di atas perahu. Berbagai macam menu hidangan tradisional dan modern tersedia di atas perahu-perahu. Tiket masuk ke floating market lembang sebesar 10 ribu saat weekday dan 15 ribu saat weekend(kalo belum naik ya), tiketnya jangan dibuang ya, karena bisa ditukarkan dengan minuman hangat di konter minuman kawasan floating market. Tempat ini bisa menjadi referensi tempat wisata keluarga maupun kolega karena tempatnya yang luas, sejuk dan memiliki banyak fasilitas yang unik. terutama bagi keluarga yang membawa anak kecil sangat tepat dirasa jika berlibur di tempat ini.

Gw sendiri sebenernya sudah sering pergi ke floating market Lembang, mungkin kalo dijumlah sudah 5-6 kali. Udara yang sejuk dan fasilitas yang unik di sini yang menjadi daya tarik pribadi gw. Dalam satu kawasan kita dapat membeli jajanan/makanan, naik berbagai macam jenis perahu, melihat kelinci di taman kelinci, melihat miniatur kereta api, melihat ikan yang sangat bersahabat dengan manusia, main ATR dan Pijat reflexi. Untuk mencapai tempat ini dari Bandung sangat mudah, jika membawa kendaraan pribadi tinggal menuju arah Lembang trus tanya orang atau lihat google maps sedangkan yang memakai kendaraan umum, tinggal naik angkot St. hall - Lembang. Perjalanan dari Kota Bandung memakan waktu + 1 Jam. Alamat tempat ini tepatnya Jl. Grand Hotel No.33E, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40391.
Oke jadi sebelum kita memasuki kawasan Floating Market Lembang, kita harus menukarkan uang dengan koin chip sebagai alat tukar di kawasan tersebut. Koin chip terebut terdiri dari berbagai macam nominal (5.000, 10.000, 20.000 dan 50.000), sebaiknya jangan terlalu banyak untuk menukarkan koin chip karena tidak bisa refund (tidak bisa diuangkan kembali) dan jika ingin menukar lagi di dalam kawasan banyak konter yang menyediakan penukaran chip. Setelah masuk kita akan melihat danau yang cukup luas beserta properti yang sangat unik dan lucu untuk berfoto. 

Jangan terlalu asik berfoto di bagian depan saja karena masih banyak yang unik di sini, cobalah menu-menu jajanan yang di jual di atas perahu. Harga makanan disini kelipatan 5000, Rata-rata sih harganya berkisar 5.000 sampai 35.000 cukup murah untuk harga makan di tempat wisata. Makanan yang gw rekomendasikan sih sate ayam, tutut (keong sawah), pisang goreng dan wedang ronde (selalu pesen itu). 

Selain itu kita juga bisa  menikmati wahana lain seperti:

Wahana Kering
1 Becak dan Mobil Mini (Rp. 20.000/ 1 orang anak)
2 Kampung Kandang (Rp. 20.000/ 1 orang anak)
3 Taman Miniatur Kereta Api (Rp. 20.000/1 orang anak)
4 Mancing Magnet (Rp. 20.000/ 1 orang anak)
5 6 Lokomotif Mini (Rp. 25.000/ 1 orang anak)
7 Taman Kelinci (Rp. 20.000/ 1 orang anak)
8 Outbond Untuk Anak  (Rp. 25.000/ 1 orang anak)

Wahana Air
1 Jasa Penyebrangan Danau (Rp. 1.000/ sekali nyebrang)
2 Kereta Air (Rp. 20.000/orang) Waktu ± 20 Menit
3 Paddle Boat (Rp. 30.000/orang Waktu ± 30 Menit
3 Sepeda Air (Rp. 50.000/sepeda 2 orang) Waktu ± 30 Menit
4 Sampan (Rp. 70.000/Sampan 4 org) Waktu ± 30 Menit
5 Kano (Rp. 50.000/kano 2 orang) Waktu ± 30 Menit


Gw pribadi kalon datang kesini biasanya cuma makan terus naik perahu, berikut foto-fotonya:

Pertama Kali

Naik Perahu

Bersama Keluarga Tercinta

Bersama Keluarga Bersama Keluarga

Bersama Keluarga Bersama Keluarga


Bersama Rekan Kantor


Floating Market with friends

Floating Market with friends

Saran buat kalian yang ingin pergi liburan ke Wisata daerah Lembang terutama floating market.  Jam terbaik untuk datang adalah pagi jam 9.00 WIB dan pulang pada jam 14.00 WIB karena daerah Lembang sangat padat pada saat weekend ataupun musim liburan. 

Sekian...Tks..




Monday, May 15, 2017

"Terdampar di Kawasan BenHil"

Assalamualaikum..

Biasanya gw akan googling dulu sebelum pergi ke suatu tempat, tapi kali ini beda. Berawal dari ketidaksengajaan dan pekerjaan minggu kemarin gw terdampar di Benhil (Bendungan Hilir) seharian tanpa persiapan apapun...ya iyalah lagian Benhil kan emang deket dari tempat gw tinggal. Walaupun gw tau tempat ini, tapi gw jarang banget pergi ke daerah ini walaupun temen gw bilang di sini banyak banget tempat makan enak dan legendaris.  

Jadi hari Minggu kemarin tiba-tiba ada sebuah hal yang tak terduga yaitu gw disuruh membuat sesuatu di salah satu percetakan yang berada di Benhil bersama seorang rekan kerja (Mas Anto). Intinya disini gw tidak akan cerita tentang kerjaan gw tapi tentang dua kuliner yang gw coba disana kemarin. Kebetulan Mas Anto ini tau banyak tentang kuliner di Benhil jadi ga usah capek-cape cari informasi lagi di internet. Dia merekomendasikan dua tempat yang menurut orang-orang sangat ramai dan legendaris. Kedua tempat itu adalah RM Bopet Mini dan Mie Aceh Seulawah. Alhamdulillah gw berhasil mencoba kedua kuliner legendaris tersebut.

1. RM Bopet Mini

Makan di RM Bopet Mini Benhil


RM Bopet mini adalah salah satu rumah makan padang legendaris yang ada di daerah tersebut. Rumah makan ini terdiri dari dua lantai. waktu gw pertama masuk gw kira sepi karena di lantai satu ini gw cuma ngelihat beberapa orang saja (termasuk pegawai yang bakar sate padang dan pegawai lainnya), eh... pas gw naik ke lantai dua ramenya bukan main. Konsepnya unik sih karena jarang banget ditemui rumah makan padang konsep prasmanan (ambil sendiri) seperti di sini. Di lantai dua ini tersaji berbagai lauk pauk yang merupakan asli khas Padang seperti Rendang, cincang, paru, telor dan berbagai macam sayur. Selain ada makanan berat, di rumah makan ini juga menyediakan berbagai macam kue/jajanan/ makanan ringan seperti pisang goreng, ongol-ongol, bubur kampiun, kupat pical, kupat sayur Padang, dll.
Menu Lauk di Bopet Mini
Menu Lauk di Bopet Mini
Jajanan Tradisional di Bopet Mini
Jajanan Tradisional di Bopet Mini
 Gw sendiri lebih memilih untuk makan menu nasi padangnya karena ambil sendiri dan memang enak rasanya. Ada satu menu yang sangat gw suka di rumah makan ini yaitu sayur rebung. Menu ini sudah sangat jarang gw temuin kalo ga makan di rumah makan Padang. Yang recomended lagi adalah menu cingcang karena dagingnya yang empuk dan rasanya yang kaya akan rempah. Terus gw juga coba gulai Gajebo yang katanya menu yang sangat langka (gw sendiri milih ini karena liat kuahnya yang merah). Untuk harganya sendiri menurut gw sih lumayan menguras kantong, tapi memang sangat wajar untuk rasa makanannya yang wah banget. Rata-rata untuk dua orang sih 100 ribuan udah termasuk minum dan kue-kue kecilnya. Jadwal bukanya dari pagi sampe sore jam 4.

Menurut gw sih tak heran kalo orang menyebut rumah makan ini sebagai salah satu rumah makan legendaris yang ada di kawasan Benhil selain sudah lama berdiri, menu yang ditawarkan sangat beragam dan semuanya memiliki rasa yang enak-enak. Recommended pokoknya untuk makan siang.


2.  Mie Aceh Seulawah.

Mie Goreng Aceh Special
Mie Goreng Aceh Special
Dari namanya kita sudah bisa menebak kuliner yang satu ini merupakan kuliner khas Tanah Rencong (Aceh).  Menurut temen gw mie aceh ini memang sering dikunjungi artis hingga pejabat padahal kalo dilihat dari segi tempat kurang bagus. Menu andalan di sini adalah mie aceh kepiting, tapi kali ini gw kurang beruntung karena sudah habis karena mungkin gw datang kemaleman. Cuma gw tetep bersyukur karena harga seporsi dari mie aceh kepiting cukup mahal yaitu 85 ribu. Akhirnya gw milih Mie Goreng Special dengan daging dan udang.

Roti Cane Coklat Keju
Roti Cane Coklat Keju
Setelah gw cicipi, rasa rempah yang sangat terasa dan mienya juga kenyal. Rasanya juga cenderung pedas. Untuk menemani santapan mie ini sangat juga direkomendasikan untuk memesan teh tarik. Bagi yang belum puas dengan porsinya bisa juga di tambal dengan roti cane coklat keju yang menggiurkan. Sangat pas jika memakan mie legendaris ini pada malam hari. Range harga menu disini sekitar 30 ribuan.
 
Sekian kulineran gw saat terdampar di Benhil. Tentunya kedua kuliner legendaris di Benhil tersebut wajib dicoba. Tks.

Monday, May 8, 2017

"Cerita di Balik Kain Tenun Desa Sukarara"

Kain Tenun Desa Sukarara

Assalamualaikum...

Setelah kemarin gw sudah menulis tentang tempat wisata dan kuliner yang ada di Pulau Lombok, kali ini gw akan sedikit cerita tentang keunikan salah satu desa yang masih berada di Lombok yaitu Desa Wisata Sukarara. Desa ini terletak di Kabupaten Lombok Tengah, Kecamatan Jonggak.

Desa Sukarara adalah salah satu desa penghasil kain tenun tradisional di Pulau Lombok. Salah satu oleh-oleh yang sangat di cari oleh para wisatawan adalah kain tenun dari desa ini. Mayoritas perempuan di  Desa Sukarara adalah penenun. Jadi pas kemarin gw mengunjungi desa tersebut, gw mendapatkan suatu fakta budaya yang sangat unik. Di balik keindahan dan megahnya kain tenun tersebut tersimpan kenyataan bahwa para perempuan di Desa Sukarara tidak boleh menikah sebelum mereka mampu membuat kain tenun. Selain itu perempuan di desa tersebut harus menggunakan songket sebagai lambang kelanggengan suatu hubungan dan kecantikan. Sejak kecil mereka sudah diajarkan bagaimana cara membuat kain tenun. Tentu bukan syarat yang mudah mengingat waktu pembuatan yang lama untuk membuat sehelai kain tenun.

Penenun Desa Sukarara
Penenun Desa Sukarara
Untuk membuat satu kain tenun dibutuhkan waktu paling sedikit 10 hari. Dalam sehari mereka rata-rata dapat membuat 5 jari kain tenunnya dan semua itu di kerjakan oleh tangan. Jadi wajar saja jika hasil tenunan mereka sangat bagus dan mempunyai nilai jual yang sangat tinggi. Seperti yang disebutkan bahwa perempuan disini bekerja sebagai penenun, hasil tenunan mereka akan dipajang dan dijual oleh koperasi.

Industri Kerajinan Patuh
Industri Kerajinan Patuh
Gw kemarin sempat mengunjungi salah satu koperasinya yaitu "Industri Kerajinan Patuh". Di sana kita dapat membeli dan mempelajari cara membuat tenun serta kita dapat berfoto menggunakan kain tenun tersebut. Di dalam koperasi sudah ada guide yang siap menjelaskan apapun yang berkaitan dengan kain tenun Desa Sukarara. Selain itu kita dapat melihat dan belajar membuat kain tenun dari perempuan asli dari Desa Sukarara. Terpampang juga berbagai motif dan jenis kain tenun yang sangat beragam. Rata-rata harga kain tenun berkisar 600 ribu hingga jutaan tergantung dari kerumitan dan bahan yang dipakai untuk membuat tenun tersebut.

 Tks.. 



Saturday, May 6, 2017

Kuliner # 11 : "Memuaskan Perut dengan Kuliner khas Lombok"

Assalamualaikum

Sebelumnya gw sudah membuat artikel tentang Tanjung Aan dan Batu Payung yang menceritakan tentang perjalanan gw di Lombok yang sangat singkat tapi sangat memuaskan karena setidaknya sudah dapat pemandangan yang bagus. Sekarang gw akan membahas tentang kuliner yang kemarin sudah sempet gw makan pas gw sedang berada di lombok tentunya kuliner ini memang berasal dari Lombok.


1. Rumah Makan Taliwang (Daerah Cakranegara Dekat Pasar)
Rumah Makan Taliwang
Rumah Makan Taliwang
Mungkin semua sudah mengetahui bahwa terdapat beberapa kuliner yang sangat terkenal berasal dari Pulau Lombok yaitu Ayam Taliwang. Jadi karena gw hanya pernah mendengar namanya tanpa pernah mencicipi akhirnya kemarin gw memutuskan untuk makan ayam taliwang di Lombok. Sampai lah gw di sebuah kedai makanan yang bernama "Taliwang" yang terletak di dekat pasar daerah Cakranegara.

Sate Sumsum
Sate Sumsum
Plecing kangkung
Plecing Kangkung
Tidak perlu menunggu lama pelayanannya yang begitu cepatnya memanjakan pelanggan yang begitu ramai mengunjungi kedai tersebut. Di atas meja sudah tersaji Nasi Campur, Plecing kangkung, Beberuk Terong dan Sate Sumsum. Semua sajian tersebut menurut gw sudah lengkap banget ya karena di nasi campurnya sendiri sudah ada nasi, abon, serundeng, sayur nangka daging dan ayam goreng. Jadi bisa dibayangkan porsinya sebanyak apa dan rasa kenyang yang akan didapat kalo kita sanggup menghabisnkan semuanya. Ada satu menu yang membuat saya sangat tertarik untuk mencoba dan menurut saya rasanya juga sangat unik yaitu Sate Sumsum. Sekilas sate sumsum ini terlihat sangat pedas bumbunya tetapi pas sudah masuk mulut yang ada rasa gurih dan manis. Kayaknya tahun ini bakal ketemu terus dengan kuliner yang ada sumsumnya.seperti nasi sumsum dan Kaledo.

Nasi Campur
Nasi Campur
Puas dong gw udah makan kuliner khas Lombok, cuma kok gw ga yakin klo itu ayam goreng di nasi campur adalah ayam taliwang. Gw tanya dong ke Bapak Supirnya ternyata emang bukan ayam taliwang. jadi kata bapaknya "Taliwang" ini merupakan nama desa/daerah si Sumbawa Barat, dikira taliwang itu nama proses memasak atau nama bumbunya. Jadi ayam taliwang yang asli itu adalah ayam bakar madu dan sialnya gw ngga nyobain karena main makan aja yang nasi campur. Apa Boleh buat akhirnya gw sih tetep melanjutkan perjalanan gw.

2. Menega Lombok ( Daerah Senggigi Lombok)

Menega Lombok
Menega Lombok
Pas hari kedua gw kan emang pengen banget ke daerah Senggigi cuma pas dateng sudah kemaleman dan ga sempet untuk melihat matahari terbenam di salah satu pantai Senggigi. Seperti yang gw sudah ceritakan sebelumnya gw belum pernah ke daerah ini sebelumnya dan banyak orang bilang senggigi ini sangat mirip dengan Kuta di Bali, emang bikin penasaran juga nih bali tapi kalo pendapat orang-orang itu  mengenai Senggigi artinya gw dapat merasakan sedikit suasana Kuta Bali di saat yang bersamaan (jadi gausah ke Bali). Di senggigi ada rumah makan pinggir pantai yang bisa dibilang sangat ramai yaitu Menega Lombok. Rumah makan ini menyajikan menu seafood dengan suasana yang sangat romantis pinggir pantai. Tapi jika ingin formal juga disediakan meja yang di teras lantai.

Suasana Makan di Menega
Suasana Makan di Menega

Menu Paket Lengkap Menega
Menu Paket Lengkap Menega
Menu yang gw pesan adalah menu paket perorangan, pada menu tersebut terdiri dari seafood lengkap (Ikan, cumi, kerang dan udang) yang di bakar dengan bumbu dan tidak lupa selalu ada plecing kangkung. Kalo tidak salah harganya berkisar 120 - 130 ribu/paket. Memang agak mahal cuma dengan suasana pinggir pantai dan menu yang lengkap rasanya sepadan jika menghabiskan biaya sedikit mahal.

 Ada kejadian yang membuat gw ketawa sendiri, jadi kan di rumah makan ada warga lokal yang menawarkan barang khas lombok seperti tas, topi dan kaos lekbong kepada bule yang habis makan. Si bule ini mau beli baju lekbong, pas ditanya si penjual bilang harganya 400 ribu dan si bule tanpa nawar langsung ambil dan bayar. Kaget dong gw cuma ya namanya orang cari rejeki jangan kita halangi. Akhirnya gw dan temen diem aja sambil nahan rasa penasaran. Temen gw coba pas habis makan liat-liat di tempat si bule tadi beli. Padahal temen gw ga megang cuma liat dan diam tanpa komentar ditawarin dong barang yang sama dan gw senyum aja tanpa megang, eh si abangnya bilang " udah saya kasih murah aja.. kan kalo tadi bule beli 400 ribu kalo sama situ saya kasih 200 ribu aja". Buset dah gw juga mikir kali kalo beli baju lekbong doang harus ngeluarin duit segitu mah. Jadi saran aja buat yang akan pergi ke tempat wisata yang ada wisatawan asingnya mending langsung beli souvenir atau oleh-oleh di tempat khusus oleh-oleh yang besar dan sudah punya nama.

3. Furama (Daerah Senggigi)


Furama Lombok
Furama Lombok
Seperti halnya Menega, Furama juga merupakan salah satu tempat makan di Senggigi yang menyediakan tempat pinggir pantai. Gw pergi kesini pas hari ketiga dan kondisinya pada saat itu adalah hujan lebat jadi sama sekali gak bisa lihat keindahan pantai Senggigi apalagi menikmati sunsetnya.

Paket Lengkap Furama
Paket Lengkap Furama (sumber: Tripadvisor.com)
Menu yang gw pesan kurang lebih mirip dengan menu yang gw pesen di Menega. Paket lengkap dengan harga yang kurang lebih mirip cuma kayaknya untuk porsi lebih besar di Furama walaupun tidak seramai di Menega. Setiap gw makan selalu ada plecing kangkungnya. Jangan-jangan sebenernya makanan yang paling khas di Lombok adalah plecing kangkung.    

***

Ya sekian pengalaman gw berburu tempat kuliner yang tentunya memuaskan perut di Lombok. Tks


Wednesday, May 3, 2017

Trip #11 : "Tanjung Aan dan Batu Payung - Lombok "

Batu Payung Lombok
Assalamualaikum..

Di penghujung bulan April, alhamdulillah gw diberi kesempatan untuk mengunjungi salah satu pulau di Indonesia yang terkenal akan keindahan pantainya yaitu Pulau Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Keindahan pantai di Pulau Lombok ini sudah diakui sebagai destinasi favorit nasional bahkan dikenal sampai luar negeri.

Ini merupakan kunjungan gw yang pertama kali ke Lombok jadi gw sangat senang banget tentunya walaupun sebenernya gw tau kunjungan gw ke Lombok sangat singkat sehingga tidak bisa berkunjung ke semua tempat indah yang ada di Lombok. Satu atau dua tempat sudah sangat cukup bagi gw. Karena waktu yang sangat singkat dan terbatas ruang gerak pekerjaan, musnah sudah harapan gw untuk bisa pergi ke Gili manapun dan hanya bisa pergi ke tempat yang tidak terlalu jauh dari Kota Mataram.


Setelah urusan semuanya kelar, akhinya gw bisa sedikit bernafas melepas lelah. Kata orang banyak kalo belom menginjakkan kaki di pasir pantai Lombok sama saja belum datang, jadi ya mau gamau harus minimal sekali berkunjung ke pantainya dan tempat yang direkomendasikan adalah pantai di sekitar Kuta Lombok. Pertama kali denger kata "Kuta", gw kira cuma Bali yang punya Kuta ternyata lombok juga punya, ya maklum sekalipun ke Bali itupun hanya transit 15 menit. Di daerah Kuta Lombok terdapat banyak sekali pantai yang bagus, salah satunya adalah Pantai Tanjung Aan yang kemarin gw kunjungi. Daya tarik dari Pantai Tanjung Aan ini selain karena pemandangan yang indah, di pantai ini kita dapat menemui dua jenis pasir berbeda yaitu pasir putih dan pasir merica yang baru pertama kali juga gw lihat.

Untuk kesana kita melewati jalan yang tidak terlalu besar dan masih kurang bagus, belum lagi banyak ditemui sapi dan kerbau yang siap menghalangi perjalanan. Semua hambatan yang ditemui semua perjalanan akan terbayar lunas saat kita mencapai Tanjung Aan. Di daerah sekitar banyak gerbang-gerbang yang menuju ke pantai, sebaiknya lihatlah tulisan pada gerbang masuk agar kita dapat menemui spot yang kita inginkan. Untuk masuk ke kawasan pantainya sendiri sebenarnya gratis cuma bayar parkir saja di pintu gerbang untuk mobil 10 ribu  dan motor 5 ribu kalo ga salah.

Sesampainya di Pantai Tanjung Aan, gw langsung menuju pinggir pantai mencoba mengamati pemandangan sekitar yang dipenuhi oleh bukit batu yang terbentuk secara alami sesekali melihat orang berjemur hahaha... gw datang sekitar jam 1 siang dan matahari sedang terik. Sesekali gw ambil foto pemandangan lautnya.


Saat sedang asik main air, datang seseorang menawarkan jasa perahu untuk menyebrang pulau untuk melihat Batu Payung. Harga yang ditawarkan sekitar 500 ribu rupiah, cukup mahal memang tapi cobalah menawar wajar. Setelah ditawar akhirnya disepakati dapat harga 300 ribu untuk pulang pergi. Perahu tersebut memiliki kapasitas sekitar 8 orang (kurang lebih bagus). Perjalanan Ke Batu Payung dari pantai sekitar 20 menit dengan ombak yang tenang. Saat perjalanan kita sudah bisa melihat Batu Payung yang berada di Pulau seberang. Sesuai namanya Batu tersebut mempunyai bentuk menyerupai payung.

Setibanya di Batu Payung banyak anak kecil yang menawarkan menjadi fotografer sekaligus guide pribadi. Untuk bayarannya mereka tidak mematok harga cuma berilah dengan uang yang sesuai karena anak-anak kecil tersebut ternyata bersekolah pada pagi harinya. Ada juga penjual buah kelapa utuh yang dipatok dengan harga 20 ribu rupiah per buah, cukup sesuai lah untuk tempat wisata. Perlu dimaklumi juga jika pada saat kita kesana pedagang kelapa atau anak-anak kecil tersebut sedikit memaksa, kita sebagai pengunjung harus bijaksana dalam bersikap.


Batu yang menyerupai payung ini terbentuk secara alami. Kesan gw pertama kali sih aneh dan unik ya karena bagian bawahnya lebih kecil daripada bagian atasnya. Kalo menurut gw memang Batu Payung ini spot yang paling bagus buat mengambil foto karena batunya sendiri sudah unik dan pemandangan lautnya sangat mendukung. Gw juga melihat ada orang ambil foto Pre-wedding disitu, jadi memang lokasi ini sudah cukup dikenal walaupun pas gw kesana kondisinya tidak terlalu banyak pengunjung. Tapi jangan sampe kesorean pulangnya kalo bisa sebelum jam 4 sudah balik ke Tanjung Aan karena air lautnya akan surut jadi perahunya bakal tertahan karang jika pulang kesorean seperti yang gw alami. Karangnya bukan main tajamnya belum lagi banyak bulu babi yang bisa melukai kaki.

Tanjung Aan, Lombok
Tanjung Aan, Lombok

Walaupun waktu mainnya singkat tapi gw merasa puas banget bisa berkunjung kesini, menemukan pengalaman dan pemandangan yang baru, hiburan yang sesuai setelah capek kerja terus sehingga pikiran jernih pas pulang. Alhamdulillah kesampean juga pergi ke Lombok. Tks